ISS Akan Ditenggelamkan Pada 2020


ISS Akan Ditenggelamkan Pada 2020
NASA
 
International Space Station (ISS) milik Rusia akan ditenggelamkan ke dalam laut setelah misinya berakhir pada tahun 2020 nanti agar tidak meninggalkan sampah angkasa. 

"Setelah misinya usai, kami akan menenggelamkannya secara paksa. ISS tak bisa dibiarkan di luar angkasa karena akan meninggalkan banyak sampah kelak," ungkap Kepala Roskosmos Space Agency Vitaly Davydov. ISS yang mengorbit lebih dari 350 kilometer di atas Bumi diluncurkan pada tahun 1998 dan diperkirakan akan bertahan hingga 15 tahun. Penenggelaman ini akan mengikuti pendahulunya, stasiun luar angkasa Mir, yang telah ditenggelamkan pada tahun 2001.
 
Sampah angkasa dapat menjadi masalah serius di masa mendatang. Beberapa waktu lalu, kepingan sampah angkasa hampir mengenai stasiun angkasa dan memaksa para kru masuk ke dalam kapal penyelamat.

Davydov menambahkan, "Setelah misi Atlantis Amerika Serikat usai, sekarang saatnya era kami. Rusia sedang mengembangkan pesawat ulang alik terbaru untuk menggantikan posisi Soyuz." Percobaan terhadap pesawat baru ini akan dilaksanakan pada 2015. "Kompetisi semakin sengit," katan Davydov.

Sampai sekarang, Davydov mengabarkan pengganti ISS pada tahun 2020. (Sumber: Discovery News)
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati


09.26.11
Artist's concept of the Wide-field Infrared Survey ExplorerArtist's concept of NASA's Wide-field Infrared Survey Explorer. Image credit: NASA/JPL 
› Larger view 
› View image gallery
WASHINGTON -- NASA will hold a news conference at 1 p.m. EDT (10 a.m. PDT) on Thurs., Sept. 29, to reveal near-Earth asteroid findings and implications for future research. The briefing will take place at NASA Headquarters in Washington.
NASA's Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) mission, launched in December 2009, captured millions of images of galaxies and objects in space. During the news conference, panelists will discuss results from an enhancement of WISE called Near-Earth Object WISE (NEOWISE) that hunted for asteroids.
The panelists are: 
--Lindley Johnson, Near-Earth Object program executive, NASA Headquarters, Washington
--Amy Mainzer, NEOWISE principal investigator, NASA's Jet Propulsion Laboratory, Pasadena, Calif.
--Tim Spahr, director, Minor Planet Center, Smithsonian Astrophysical Observatory, Cambridge, Mass.
--Lucy McFadden, scientist, NASA's Goddard Space Flight Center, Greenbelt, Md.
The event will air live on NASA Television and the agency's website. For NASA TV streaming video, downlink and scheduling information, visit: http://www.nasa.gov/ntv . It will also will be streamed live, with a moderated chat available, at:http://www.ustream.tv/nasajpl2 .
For more information about the mission, visit: http://www.nasa.gov/wise .
 
 
Whitney Clavin 818-354-4673
Jet Propulsion Laboratory, Pasadena, Calif.
whitney.clavin@jpl.nasa.gov

Dwayne Brown 202-358-1726
NASA Headquarters, Washington 
dwayne.c.brown@nasa.gov
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Berukuran 6,6 milyar massa tata surya, lubang hitam di pusat galaksi M87 merupakan lubang hitam terbesar di mana massa persisnya telah diukur.

Lubang Hitam M87

Dengan menggunakan Teleskop Frederick C. Gillett Gemini di Mauna Kea, Hawaii, satu tim astronom mengkalkulasi massa lubang hitam tersebut, yang lebih besar dari lubang hitam yang berlokasi di pusat Bimasakti, yang berukuran sekitar 4 juta massa tata surya.

Astronom Karl Gebhardt dari Universitas Texas, Austin, mempresentasikan hasil penelitian tim tersebut pada hari Rabu, 12 Januari, dalam pertemuan ke-217 Perhimpunan Astronomi Amerika. Dia mengatakan bahwa horison lubang hitam tersebut, yang berukuran 20 milyar km, empat kali lebih besar dari orbit Neptunus dan tiga kali lebih besar dari orbit Pluto. Dengan kata lain, lubang hitam tersebut dapat "menelan" keseluruhan sistem tata surya kita.

Sebelumnya para astronom telah memperkirakan massa lubang hitam tersebut sekitar 3 milyar masa tata surya, jadi hasil mereka agak mengejutkan. Untuk mengkalkulasi massa lubang hitam itu, para astronom mengukur seberapa cepat bintang-bintang di sekitar mengorbit lubang hitam tersebut. Mereka menemukan bahwa, rata-rata bintang-bintang tersebut mengorbit dengan kecepatan hampir 500 km per detik (sebagai perbandingan, matahari mengorbit lubang hitam di pusat galaksi Bimasakti sekitar 220 km per detik). Dari pengamatan ini, para astronom bisa menyimpulkan perkiraan yang paling akurat dari massa lubang hitam yang super besar ini.

Para astronom menganggap bahwa lubang hitam M87 bertumbuh menjadi sangat besar dengan cara bergabung dengan beberapa lubang hitam lainnya. M87 merupakan galaksi terbesar di alam semesta dekat, dan diperkirakan terbentuk oleh penggabungan kurang lebih 100 galaksi-galaksi yang lebih kecil.

Walaupun lubang hitam tersebut berlokasi sekitar 50 juta tahun cahaya, dia dianggap sebagai tetangga kita dalam perspektif kosmologi. Oleh karena ukuran besar dan kedekatan relatifnya, para astronom menganggap bahwa itu merupakan lubang hitam pertama yang benar-benar dapat mereka "lihat". Sejauh ini, tak ada seorangpun yang pernah menemukan bukti pengamatan langsung lubang-lubang hitam. Keberadaan mereka disimpulkan dari bukti tak langsung, khususnya bagaimana mereka mempengaruhi sekitar mereka.

Lubang hitam M87 mungkin tidak akan lama mempertahankan gelarnya, karena para astronom berencana untuk melanjutkan mencari dan mengkalkulasi ukuran-ukuran banyak lubang hitam lainnya. Salah satu proyek yang direncanakan melibatkan penghubungan teleskop-teleskop dari seluruh dunia untuk mengamati alam semesta pada panjang gelombang yang lebih pendek dari 1 milimeter. Hal ini mungkin akan memperkenankan para ilmuwan untuk mendeteksi bayangan hitam dari lubang hitam M87 horison. Hal tersebut mungkin juga memperkenankan para ilmuwan untuk mengkalkulasi ukuran lubang hitam lain yang berlokasi di sebuah galaksi sekitar 3,6 milyar tahun cahaya.

Informasi lebih lanjut bisa ditemukan di http://news.sciencemag.org/sciencenow/2011/01/the-solar-system-swallower.html.
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati


Stabilitas Bumi Tak Tergantung Bulan
Bill Anders
 
Sebuah simulasi yang dilakukan sejumlah astronom dari Universitas Idaho, Amerika Serikat, membuktikan bahwa stabilitasBumi tidak tergantung bulan.

Seperti dilaporkan dalam Astrobiology Magazine dari NASA, tanpa adanya bulan, kemiringan Bumi hanya bakal bergeser sekitar sepuluh derajat, ditambah dengan pengaruh planet lain di tata surya akan membuat Bumi ini tetap dapat mendukung kehidupan di atasnya.
Para astronom tersebut yakin pula bulan tidak dibutuhkan untuk mendukung kehidupan manusia di planet-planet lain di alam semesta. "Telah lama ilmuwan mengira bahwa tanpa bulan, kemiringan Bumi akan bergeser sampai akhirnya mengalami fluktuasi dan perubahan iklim akibat matahari bersinar hampir langsung ke kutub, dan bisa memmengaruhi evolusi makhluk hidup. Nyatanya tidak. Bumi tidak memerlukan bulan untuk stabil," cetus astronom Jason Barnes, salah seorang yang ikut meneliti.
Dibanding satelit planet lain, bulan termasuk besar. Penelitian ini juga mengungkapkan, dalam setengah meliar tahun Bumi hanya bergeser dari sumbunya sekitar 10 hingga 20 derajat.
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati


 
 
Jakarta, Lapan.go.id, Lapan menyelenggarakan simposium peringatan 10 tahun operasi radar VHF (Very High Frequency) terbesar dan terlengkap di kawasan ekuator (garis khatulistiwa). Radar tersebut bernama Equatorial Atmosphere Radar (EAR) atau radar atmosfer khatulistiwa. Peringatan tersebut berlangsung pada 22 dan 23 September 2010 di Ruang Audiovisual BPPT, Jakarta.
                                               
Radar berfrekuensi tinggi ini telah memberikan banyak manfaat bagi penelitian atmosfer. Menteri Riset dan Teknologi, Drs. Suharna Surapranata, MT, saat membuka simposium, Kamis (22/9), mengatakan bahwa radar ini sangat penting untuk memahami atmosfer di wilayah ekuator. “Pemahaman ini diperlukan untuk mengurangi dampak perubahan atmosfer terhadap masyarakat dan ekonomi,” ujarnya.
EAR merupakan radar terbesar dan terlengkap di ekuator setelah radar MST (Mesosphere Stratosphere Trophosphere) yang berada di Peru dan India. Di Indonesia, EAR ditempatkan tepat di garis khatuslistiwa yaitu di Kototabang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Radar ini berfungsi sebagai pengamatan atmosfer yang berpengaruh pada iklim global. EAR bahkan merupakan salah satu mata rantai pemantauan iklim global, khususnya di kawasan ekuator. Alat ini juga dirancang untuk mendeteksi perilaku arah dan kecepatan angin. Salah satu aktivitas pemanfaatan EAR adalah pengamatan musim hujan di Indonesia.
Berbagai perubahan di atmosfer dapat terdeteksi oleh EAR. Deputi Bidang Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lapan, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, mengatakan bahwa radar menangkap berbagai anomali yang ada di atmosfer. Contohnya, sebelum terjadi tsunami di Aceh pada 2004, EAR menangkap adanya perubahan di atmosfer. “Mungkin saja perubahan di atmosfer dapat menjadi indikasi akan adanya tsunami, namun hal ini perlu penelitian lebih lanjut. Jika atmosfer memiliki kaitan dengan tsunami, maka ini dapat menjadi suatu peringatan dini,” ujarnya.
Kolaborasi Indonesia-Jepang
EAR merupakan hasil kerja sama antara Lapan dengan Research Institute for Sustainable Humanosphere (RISH) Universitas Kyoto, Jepang. Suharna menjelaskan, kolaborasi kedua negara di tersebut telah meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang atmosfer. Kolaborasi ini juga akan mendorong minat peneliti muda untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Penempatan EAR di Indonesia bukan tanpa alasan. Menurut peneliti Lapan bidang Atmosfer, Dr. Eddy Hermawan, radar tersebut diletakkan di Indonesia karena negara ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan atmosfer di wilayah katulistiwa lainnya. Wilayahnya yang dua per tiga terdiri dari lautan memungkinkan kawasan Indonesia berperan sebagai penyimpan panas terbesar bagi pembentukan kumpulan awan-awan raksasa. Akibatnya, kawasan Indonesia dianggap sebagai salah satu mesin pembangkit utama terjadinya perubahan iklim global seperti peristiwa La Nina dan El Nino. Peranan kawasan ekuator Indonesia terhadap perubahan iklim global inilah yang mendorong dibangunnya EAR di negara ini.


Sumber: Humas/MEG
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati


Teka-teki Keberadaan Lautan di Pluto
NASA/JPL
 
Para ilmuwan sampai saat ini masih bertanya-tanya apakah Pluto memiliki lautan. Pasalnya, temperatur permukaan planet terjauh dari bumi itu berada di kisaran -230 °C.

Guillaume Robuchon dan Francis Nimmo, keduanya ilmuwan dari University of California, Santa Cruz, mengungkapkan teori bahwa keberadaan lautan bergantung pada dua faktor; jumlah potasium radioaktif dalam inti Pluto dan temperatur es yang menyelubunginya. 

Pengukuran kepadatan planet itu menunjukkan, inti planet yang berupa batuan mengisi 40 persen volume Pluto. Apabila inti planet itu juga mengandung konsentrasi potasium sebanyak 75 part per milyar, peluruhannya dapat menghasilkan panas yang dapat mencairkan lapisan es yang menutupi serta menghasilkan campuran nitrogen dan air.

Panas dari inti Pluto akan memicu konveksi es di sekitarnya. Namun apabila es bergolak terlalu cepat, panas tersebut akan terlepas ke ruang angkasa sebelum dapat melelehkan lebih banyak lapisan es. Sedangkan jika lapisan es yang mulai mencair itu bergerak lebih lambat dibandingkan gletser Antartika di bumi, maka lapisan es setebal 165 kilometer di permukaan Pluto dapat melindungi lautan dengan kedalaman yang sama di bawahnya. Demikian kesimpulan yang disampaikan para ilmuwan.

Tingkat viskositas es sangat bergantung pada partikel-partikel es yang ada, dimana partikel yang berukuran kecil akan lebih mudah mengapung di permukaan yang cair. Meskipun begitu, sulit untuk mengukur kondisi ini dari Bumi. Namun bentuk Pluto dapat memberi petunjuk mengenai keberadaan lautan di planet itu.

"Sangat menarik untuk mengungkap adanya potensi astrobiologis di planet muda ini," kata Alan Stern, ilmuwan senior New Horizons. (Sumber: Daily Galaxy)
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati


Sark dikukuhkan sebagai Lokasi Langit Gelap
Sue Daly
 
Orang bilang jarak pandang kita tak terhingga di siang hari yang cerah. Bagaimana di malam nan cerah?

Jika Anda berada di Kepulauan Sark (atas), Inggris, Anda dapat melihat meteor, rasi bintang, seisi Bimasakti membentang di cakrawala. Pulau pedesaan kecil dari Kepulauan Channel—5,4 kilometer persegi dan 600 jiwa, tanpa mobil atau penerangan—jadi surga bagi astronom mata-telanjang. Tahun ini Sark adalah pulau pertama di dunia yang dianggap sebagai Dark Sky Place (Lokasi Langit Gelap) oleh International Dark-Sky Association, organisasi nirlaba di AS.

Steve Owens, astronom yang mengajukan Sark, berkata bahwa pengukuhan ini dikeluarkan setelah “audit cahaya” selama enam bulan yang memodifikasi 30 peralatan penyebab cahaya jingga. Bagi penikmat astronomi pertengahan musim dingin, hal itu berarti 12 jam malam tergelap.
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati


Lima Fakta Aneh Tentang Pluto
ESO/L. Calçada
 
Tidak banyak hal yang sudah diketahui ilmuwan mengenai Pluto. "Segala hal yang kami ketahui tentang Pluto dapat ditulis di kertas berukuran 3x5 inci," tulis Space.com. 

Meskipun demikian, pesawat NASA New Horizons diharapkan tiba di planet kerdil tersebut pada 2015. New Horizons diharapkan mengungkap lebih banyak informasi mengenai Pluto. Saat ini, ada lima fakta paling aneh mengenai Pluto. Ini dia.


Mantan Raksasa
Ketika pertama kali ditemukan tahun 1930, Pluto diyakini lebih besar daripada Merkurius, dan bahkan mungkin lebih besar daripada Bumi. Saat ini, Pluto berdiameter 1.352 kilometer, 20 persen lebih kecil dari pada Bumi.

Orbit Tak Biasa
Orbit Pluto tidak seperti delapan planet lain. Orbitnya sangat elips dan berjarak sekitar 5,87 miliar kilometer dari matahari. Ada masanya ketika Pluto berada pada posisi lebih dekat ke Bumi dibandingkan Neptunus, planet kedelapan. Orbit keduanya memang bersinggungan, tapi keduanya tidak akan bertabrakan.


Dingin Ekstrem
Pluto merupakan salah satu tempat terdingin di tata surya. Temperatur permukaannya sekitar minus 225 derajat Celcius. Ilmuwan memperkirakan Pluto terdiri dari 70 persen batu dan 30 persen es--permukaannya didominasi oleh es nitrogen.

Pluto juga diperkirakan memiliki lautan di bawah permukaan. Keberadaan laut itu ditunjukkan dengan ciri geologi atau kimiawi permukaan Pluto.


Bulan-Bulan Pluto
Pluto punya empat bulan: Charon, Nix, Hydra, dan P4. Bulan yang terakhir disebut belum lama ini ditemukan. Nama resminya nanti kemungkinan adalah "Cerberus". 

Nix, Hydra, dan P4 berukuran kecil, sementara Charon memiliki ukuran sekitar separuh Pluto. Karena ukurannya yang cukup besar itu, beberapa astronom memasangkan Pluto dan Charon sebagai bintang kerdil ganda.


Udara
Ada atmosfer di pluto, meskipun tipis, 3.000 kilometer tebalnya. Komposisi atmosfer tersebut adalah nitrogen, metana, dan karbon monoksida. (Sumber: Life's Little Mysteries)
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati


Siap-siap: Ribuan Bom Waktu di Bima Sakti
NASA
 
Galaksi Bima Sakti mungkin menyimpan ribuan bom waktu. Setidaknya begitulah berdasarkan penelitian baru yang menyatakan bahwa setiap bintang tua akan melambat putarannya dan menciptakan supernova. Ledakan ini akan memecah galaksi kita di mana terdapat sistem tata surya kita di dalamnya.

"Akan tetapi kami belum menemukan satu bintang yang termasuk dalam kateogri bom waktu tersebut," ungkap astrofisika, Rosanne Di Stefano. Jenis supernova yang sedang diteliti oleh Rosanne adalah supernova la yang akan terjadi jika bintang kerdil tidak lagi stabil. Sebenarnya, massa dari bintang kerdil yang disebut massa Chandrasekhar, tidak cukup untuk menciptakan supernova, namun ada dua hal yang dapat membuat ledakan besar itu tercipta, yaitu sumbangan gas dari bintang lain dan fusi dari dua bintang kerdil.

Rosanne mengatakan bahwa putaran dari bintang kerdil mungkin dapat memcahkan teka-teki. Proses rotasi ke atas dan ke bawah akan menunda waktu peledakan. Akan tetapi, saat rotasi melambat, maka gravitasi akan mengakibatkan terciptanya ledakan tersebut. "Hal ini menunjukkan betapa pentingnya rotasi sebuah bintang kerdil," kata Rosanne. Proses rotasi dapat menambah waktu untuk "bom" tersebut. Hal ini akan memungkinkan bintang lain berkembang menjadi bintang kerdil.

Di galaksi ini, peneliti memperkirakan supernova la terjadi tiga kali tiap seribu tahun. Jika bintang kerdil membutuhkan jutaan tahun untuk meledak, maka akan ada puluhan pra-ledakan dalam beberapa ribu tahun cahaya dari Bumi.

"Sampai sekarang kami hanya tahu bintang kerdil dengan massa Chandrasekhar dan kami belum menemukan massa super Chandrasekhar, akan tetapi kami akan memburu mereka," tambah Rasmus Voss dari Radboud University Nijmegen, Belanda. (Science Daily)
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Air yang membeku pada asteroid mungkin merupakan hal yang lebih wajar dari yang pernah dianggap sebelumnya, menurut penelitian baru yang akan membantu mendukung gagasan bahwa asteroid membawa kunci utama kehidupan ke Bumi.

Asteroid Membawa Air ke Bumi
Air mungkin dibawa asteroid ke Bumi - Foto Alamy

Es air dan molekul-molekul organik yang membantu pembentukan dasar kehidupan telah ditemukan pada asteroid kedua yang disebut Cybele 65 oleh para astronom.

Penemuan tersebut dilaporkan dalam sebuah pertemuan para ilmuwan planet di Pasadena, di mana para ilmuwan mengatakan bahwa keberadaan es tersebut ikut mendukung teori-teori yang mengatakan bahwa kehidupan di Bumi berasal dari luar angkasa setelah dibawa ke sini oleh asteroid-asteroid.

Para peneliti mendapatkan penemuan yang sama pada bulan April tahun ini ketika mereka menemukan bukti pertama es pada asteroid bernama Themis 24.

Kedua asteroid ini dan penemuan terakhir ditemukan pada sabuk asteroid yang berada di antara Mars dan Jupiter.

"Penemuan ini mengindikasikan bahwa bagian tata surya kita memiliki kandungan es air lebih banyak dari yang diperkirakan," kata Profesor Humberto Campins yang merupakan seorang astronom dari Universitas Florida Tengah yang memimpin tim peneliti tersebut seperti yang dilansir oleh Telegraph.

"Hal ini mendukung teori bahwa asteroid-asteroid mungkin menghantam Bumi sekaligus membawa persediaan air serta blok-blok pembangun kehidupan untuk terbentuk dan berevolusi di planet kita."

Profesor Campins mempresentasikan penemuannya pada pertemuan tahunan Divisi Sains Planet Perkumpulan Astronomi Amerika di Pasadena, California.

Asteroid Cybele 65 yang berdiameter 289 km agak lebih besar dari asteroid Themis 24 yang berdiameter 199 km.
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati


Ada satu planet lain dalam sistem tata surya?
NASA
 
Sistem tata surya kita diduga memiliki satu planet gas lagi. Hal ini diungkapkan oleh David Nesvorny dari Colorado Southwest Research Institute.

Menurutnya, tata surya sekarang tidak mungkin tercipta tanpa ada satu planet lagi, karena planet yang lain akan bertabrakan saat proses pembentukan. "Tanpa ada satu planet gas itu, planet yang lain akan tarik-menarik dan mengakibatkannya keluar dari orbit, bahkan bertabrakan," jelas David.

David mengadakan simulasi secara sederhana dengan mencoba berbagai orbit yang memungkinkan. Masalahnya berawal dari asumsi di mana planet gas yang ada, seperti Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus sangatlah besar, sehingga secara otomatis mereka akan merobek satu sama lain saat terjadi pembentukan. Menurut David, sistem tata surya sekarang memiliki probabilitas yang amat kecil untuk bisa tercipta.

Setelah David menambahkan planet gas kelima dalam simulasinya, ada keanehan yang muncul di dalam tata surya kita. "Keanehan ini tentu menunjukkan bahwa tata surya tidak begini, bisa saja teori saya salah. Akan tetapi, jika simulasi komputer mengatakan hal yang berbeda, maka ada kemungkinan," papar David. David berpendapat bahwa planet gas ini merupakan es raksasa dengan massa dan komposisi yang sama dengan Neptunus serta Uranus.

Penemuan terbaru lainnya mendukung teori ini, namun planet tersebut telah keluar dari tata surya karena tolakan gravitasi yang kuat. Dengan begitu, diperkirakan planet tambahan ini berada di Galaksi Bima Sakti dengan perjalanannya yang panjang. (Sumber: io9)
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

detail berita
Ilustrasi (Foto: Dok okezone)
CALIFORNIA - Badan antariksa Amerika Serikat (AS) (NASA) sedang merancang sistem komunikasi baru yang lebih efektif untuk mengefisiensikan waktu guna mengirimkan gambar dengan resolusi tinggi dari Mars. Teknologi ini menggunkan media laser.

Saat ini setidaknya dibutuhkan waktu sekira 90 menit untuk mengirimkan gambar dengan resolusi tinggi dari Mars ke Bumi. Tapi dengan mengembangkan sistem komunikasi optik yang baru, NASA berencana mengefisiensikan waktu hanya beberapa menit saja. Kemungkinan tidak hanya berguna untuk mengirim gambar, namun juga bisa mengirim video streaming High Definition (HD) dengan jarak melebihi Bulan.

Perangkat tersebut akan dikenal dengan sebutan Laser Communications Relay Demonstration (LCRD). NASA akan memperkenalkan perangkat ini pada 2016 mendatang. LCRD diharapkan terbang sebagai induk pada satelit komunikasi komersial yang dikembangkan oleh Space Systems/Loral dari Palo Alto, California.

"Kami ingin membuat kemampuan komunikasi NASA menjadi lebih baik ke tingkat berikutnya," cetus Dave Israel peneliti utama LCRD, seperti dikutip TG Daily, Selasa (27/9/2011).

"Sama seperti pengguna internet di rumah yang menembus dinding dengan teknologi dial-up, NASA coba mendekati batas yang ada dengan mengelola jaringan komunikasinya," jelasnya.

Idenya awal dari penggunaan perangkat ini ialah dengan meningkatkan jaringan komunikasi NASA yang berbasis radio dengan sistem optik, yang dapat meningkatkan kemampuan dari 10 menjadi 100 kali lebih cepat.

Untuk menunjukkan kemampuan baru, tim Goddard akan mengkodekan data digital dan mengirimkan informasi melalui sinar laser dari stasiun bawah tanah khusus yang dilengkapi dengan muatan eksperimental induk pada satelit komunikasi komersial.

Muatan tersebut akan mencakup teleskop, laser, cermin, detektor, sistem pelacakan, kontrol elektronik dan dua jenis modem yang berbeda. Modem yang satu dapat berkomunikasi dengan misi ruang angkasa atau beroperasi di orbit Bumi rendah, sementara yang kedua dapat menangani kecepatan data dari puluhan gigabit per detik dari Bumi ke pesawat ruang angkasa yang sedang mengorbit, termasuk Stasiun Antariksa Internasional (ISS).

Setelah muatan tersebut menerima data, maka akan menyiarkan kembali ke stasiun darat di Hawaii dan California Selatan. Demonstrasi ini diharapkan dapat berjalan mulai dua sampai tiga tahun kedepan. (tyo)
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati


Modul Pertama Stasiun Luar Angkasa China Segera Meluncur
Space.com
 
Persiapan modul luar angkasa pertama China telah memasuki tahap akhir. Wahana yang merupakan prototipe stasiun luar angkasa masa depan itu dijadwalkan untuk mengangkasa minggu ini.

Modul tanpa awak yang diberi nama Tiangong (Istana Surgawi) 1 tersebut semula dijadwalkan meluncur antara tanggal 27-30 September. Namun adanya prediksi cuaca dingin membuat jadwal peluncuran bergeser ke tanggal 29 atau 30 September.

Tiangong 1 akan diluncurkan dari Jiuquan Satellite Launch Center di barat laut China dengan menggunakan roket Chinese Long March 2F. Selain itu, Tiangong 1 dirancang untuk terkoneksi dengan tiga wahana angkasa lain yaitu Shenzhou8, Shenzhou 9, dan Shenzhou 10 yang akan diluncurkan kemudian. Apablia berhasil, manuver seluruh wahana angkasa tersebut akan menandai docking stasiun luar angkasa pertama China di orbit.

Para ahli berpendapat, upaya tersebut merupakan langkah maju yang signifikan bagi program luar angkasa China. Sekaligus menunjukkan kemajuan penting dari rencana pembangunan stasiun luar angkasa seberat 60 ton pada tahun 2020.

Tiangong 1 akan membawa perlengkapan medis maupun peralatan eksperimen pada penerbangannya. Seluruh teknisi sudah memastikan modul tersebut berada dalam kondisi terbaik dan siap diluncurkan. Mereka bahkan sudah melakukan simulasi peluncuran pada Minggu sore (25/9). "Tempat peluncuran sudah sangat siap mendukung misi Tiangong 1," kata Cui Jijun, Kepala Sistem Peluncuran dan Direktur Jiuquan Satellite Launch Center.

China merupakan negara ketiga, setelah Amerika Serikat dan Rusia, yang mengirimkan antariksawannya ke orbit secara mandiri. Misi berawak pertama China, Shenzhou 5, dimulai pada tahun 2003 yang kemudian diikuti misi berawak berikutnya pada 2005 dan 2008. (Sumber: Space.com)
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Obyek Dekat Bumi (ODB) adalah asteroid-asteroid atau komet-komet yang orbitnya kadang membuatnya dekat dengan orbit bumi. Oleh karenanya, sebuah ODB suatu hari bisa saja bertabrakan dengan bumi, dan ada hampir 7000 yang diketahui.

Ukuran Asteroid Berbahaya

Obyek Dekat Bumi (ODB) merupakan berbagai asteroid yang orbitnya dekat dengan Bumi. Gambar asteroid Gaspra ini diambil melalui wahana antariksa Galileo. Walaupun bukan dalam kategori ODB, permukaan Gaspra menyerupai beberapa ODB. ODB juga kemungkinan besar merupakan tujuan para astronot. Para astronom SAO mengumumkan hasil pertama program terbesar sekarang sedang berlangsung untuk menentukan ukuran dan karakteristik ODB. Foto Courtesy NASA.

Benturan ODB yang bahkan berukuran 1 km saja bisa menghancurkan rata-rata satu propinsi. Peristiwa Tunguska tahun 1908 yang meratakan lebih dari 2000 kilometer per segi di Rusia diperkirakan disebabkan oleh sebuah asteroid yang berdiameter hanya sekitar 60 meter. Oleh karenanya perwakilan rakyat AS memberikan mandat dalam waktu 10 tahun untuk membuat daftar 90% total ODB yang diameternya lebih besar dari 140 meter.

Pada umumnya gampang mendeteksi sebuah ODB dalam cahaya yang kelihatan dengan cara memperhatikan pergerakannya melewati langit dari malam ke malam. Namun, mendapatkan ukurannya lebih sulit. Masalahnya ialah terang optik ODB merupakan hasil dari baik ukuran maupun albedo/reflektifitasnya, dan tidak mungkin untuk menentukan sebuah ukuran asteroid hanya dari terang optiknya saja. Sejauh ini, hanya sekitar 1,5% ODB yang telah diukur, dan banyak di antaranya pada umumnya berukuran besar. Para astronom memprediksikan bahwa ada lebih dari sepuluh kali lipat ODB yang diameternya berukuran 100 meter dari yang diameternya 1 km, karena skala kerusakan perkiraan kasarnya seperti volume asteroid itu, ukuran 100 meter lebih kurang 1000 kali lipat merusak.

Para ahli astronomi CfA Joe Hora, Giovanni Fazio, Howard Smith, dan Tim Spahr membentuk sebuah tim yang terdiri dari enam astronom untuk mempelajari ODB pada ukuran gelombang inframerah di mana ODB memancarkan radiasinya sendiri juga memantulkan sinar matahari. Terang inframerah ketika digabungkan dengan nilai optik memungkinkan para ilmuwan untuk mengambil kesimpulan tentang ukuran dan reflektifitas atau albedo. Lagi pula, karena albedo perupakan bagian dari karakteristik permukaan asteroid dan komposisi mineralogi, hasilnya membantu untuk menentukan sifat asteroid, dan dari hal tersebut mungkin bisa diketahui dari mana asalnya dalam tata surya, dan bagaimana perkembangannya.

Dengan menggunakan Kamera Susunan Inframerah pada Teleskop Luar Angkasa Spitzer, tim itu telah menjalankan sebuah rogram untuk mendapatkan karakter dari 700 ODB. Itu merupakan peningkatan dramatis dari jumlah yang sekarang diketahui. Pada ulasan pertama mereka pada proyek yang berjalan ini, tim tersebut mengumumkan hasil pertama yaitu hampir setengah obyek-obyek itu berdiameter lebih kecil dari satu kilometer, dan yang terkecil hanya sekitar 90 meter.

Mereka melaporkan bahwa data tersebut sejauh ini menunjukkan bahwa ODB terkecil tak hanya berlimpah, nampaknya mereka telah melewati proses dalam tata surya yang membuatnya agak kurang banyak dari pada yang diharapkan memperhitungkan kemungkinan statistik ODB besar. Tidak kurang para astronom menyimpulkan dari kondisi permukaan bahwa asteroid-asteroid kecil ini mungkin masih baru, mungkin bahkan lebih kurang dari satu juta tahun. Hasil tersebut merepresentasikan suatu kontribusi dramatis bagi tantangan yang diberikan oleh perwakilan rakyat AS untuk membuat daftar ODB yang berpotensi membahayakan, dan meningkatkan pemahaman kita tentang proses fisik yang telah membentuk tata surya sejak terbentuk 5 milyar tahun lalu.
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati



Selasa, 27 September 2011 16:44 wib
detail beritaCALIFORNIA - Badan antariksa AS, NASA, mengatakan siap mengembangkan dua proyek yang berkaitan dengan rencana mereka untuk mengembangkan taksi luar angkasa.

Proyek taksi luar angkasa ini diharapkan dapat diluncurkan paling lambat tahun 2016 ini diharapkan dapat membantu menjadi alat transportasi bagi awak astronot untuk memasuki orbit. Propoasal ini sendiri telah dikirimkan ke NASA, dan telah disetujui.

Draft kerangka kontrak dengan tujuan menyelesaikan desain untuk sistem akan dilakukan pada tahun 2014, namun sudah dirilis oleh Badan Antariksa pekan ini. Demikian yang dilansir Florida Today, Selasa (27/9/2011).

"Permintaan untuk proposal membuktikan komitmen NASA untuk melakukan outsourcing transportasi stasiun ruang angkasa sehingga NASA dapat memfokuskan energi dan sumber daya pada eksplorasi ruang angkasa," kata Administrator Charles Bolden.

SpaceX California, salah satu dari empat perusahaan yang menggelontorkan dana USD270 juta, dalam pendanaan NASA untuk memajukan desain pesawat ruang angkasa untuk terbang membawa orang ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, mengatakan akan meninjau bahasa konsep.

Blue Origin, The Boeing Co. and Sierra Nevada Corp. Space Systems adalah perusahaan lain yang terlibat.

"Dari sudut pandang teknis (perusahaan) yang berjalan dengan baik, tapi ada kekhawatiran tentang pendanaan baik masa depan dan bagaimana kontrak itu akan terstruktur dalam tahap berikutnya," kata Jeff Foust, seorang analis industri dengan Futron Corp,. (tyo)
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

detail berita
NASA
CALIFORNIA - Lembaga Antariksa Amerika (NASA) sedang melatih beberapa monyet untuk diujicobakan dalam ketahanan radiasi luar angkasa.

Dilansir The Register, Senin (2/11/2009), saat ini NASA sedang menguji coba kekuatan radiasi luar bumi kepada 18 hingga 28 monyet. Hal ini dilakukan agar monyetmonyet tersebut dapat bertahan menghadapi radiasi di luar bumi. Ini merupakan kali pertama NASA mengadakan uji coba terhadap monyet setelah satu dekade lalu.
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati